Posted by arief rachman. in


Teman-teman yang begitu saya cintai.

Waktu yang kita punya adalah 24 jam sehari, tidak lebih dan tidak kurang. Anda tidak bisa menawar ukuran waktu yang sudah ditentukan. Jika saja kita bisa menawar pasti akan banyak terjadi tabrakan janji atau tabrakan kepentingan, bisakah anda membayangkan jika tabrakan tersebut terjadi? :shock:

Tak bisa dipungkiri kita semua sering mengalami kekurangan waktu. Semua itu terjadi karena kita sering mengutamakan urgency (baca: keadaan mendesak) sehingga terburu-buru. Stephen covey dalam bukunya First Things First - the definitive work on Time Management - menjelaskan bahwa kebanyakan orang diarahkan oleh konsep urgency. tetapi untuk mendapatkan efek positif dalam hidup, kita butuh untuk mengorganisir ulang cara kita memanfaatkan waktu kita; berdasar konsep nilai penting - bukan urgency.

Kita tidak memiliki pilihan ketika kita berada pada aktivitas di Quadran 1 karena Quadarant 1 bekerja pada diri kita; begitulah, aktivitas yang mana ada pada kategori ini harus diselesaikan. Sebaliknya pilihan yang nyata ada ketika pada Quadran 2. Kita dapat memilih untuk mengisi waktu disitu atau tidak, tetapi quadrant 2 adalah kunci untuk mendapatkan (baca: menghasilkan) sesuatu dibawah pengawasan.

Hasil yang baik bisa kita dapatkan dari aktivitas Quadran 2 dimana kita akan meningkatkan pengawasan apa yang terjadi dalam hidup kita: dengan cara demikian kita akan mereduksi waktu yang kita manfaatkan dalam quadran 1. Sedangkan waktu untuk aktivitas quadran 2, tentu saja, harus datang dari quadran 3 dan 4; dengan jalan meminimalisir atau mengeliminasi waktu yang digunakan pada quadran 3 dan 4.

Nah, pertanyaan yang mampu menyentak hati teman-teman adalah : dimanakah posisi hasil Matrix Waktu Anda? jika Anda stress dan marah-marah maka selama ini Anda selalu dalam quadran 1 dalam pola pengaturan waktu Anda. Selamat buat Anda yang selama ini mampu merencanakan pekerjaan (plan), punya visi, memiliki kontrol dan seimbang dalam segala urusan baik kerja, rumah tangga, teman, diri sendiri, dengan Tuhan, dsb.

disarikan oleh Arief Rachman dari ulasan buku Stephen Covey

This entry was posted on 04/09/08 at 02.30 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the comments feed .

0 komentar

Posting Komentar